Pada saat Tuhan Allah menciptakan Bumi, Langit beserta isinya, khusus untuk penciptaan manusia firmanNya pada Kej. 1:26, "baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan dilaut, dan burung burung di udara, dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi". Pada saat Allah melihat segala yang dijadikannya itu amat baik, lalu ia memberkati manusia itu dengan pesan Illahi untuk bertambah banyak dan menaklukkan bumi.
Lalu pada Kej. 2:18, Tuhan Allah berfirman: "Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja...dst.", lalu Allah menciptakan seorang perempuan dari tulang rusuk laki-laki itu.
Yang menjadi pertanyaan, "Dalam hal apakah manusia itu kurang baik kalau manusia hanya sendiri saja....???", padahal sebelumnya sudah ditegaskan Alkitab " Allah melihat semua amat baik". Kalau untuk bertambah banyak dan memenuhi bumi, mengapa Tuhan sangat membatasi jumlah keturunan dari manusia? Seorang perempuan hanya mungkin punya keturunan setelah dia dewasa dan berakhir saat siklus genetika dirinya berahir, yang rata rata hanya dalam rentang waktu kisaran 30 tahun (dari umur 15 sampai 45 tahun). Bahkan sejak dahulu kita juga sering mendengar adanya manusia yang tidak punya keturunan entah apapun penyebabnya....
Mengapa Tuhan tidak membuat cara manusia bertambah banyak melebihi ikan mas yang ada di kolam, yang setiap induk mampu melepaskan telurnya dan menghasilkan keturunan puluhan ribu anak setiap tiga bulan???
Kalau bukan untuk memiliki banyak keturunan yang memenuhi bumi, untuk apa Tuhan mempersatukan Manusia Laki-laki dengan perempuan dalam lembaga Rumah Tangga atau Keluarga?.
Kita diciptakan Allah dengan maksud dan tujuan yang jelas yakni "segambar" dengan Dia. Manusia tidak akan mampu memberikan kesegambaran dengan Allah kalau dia hanya sendiri saja. Allah itu penuh Cinta Kasih, Dia Penolong, Dia Murah Hati, Melindungi, Peduli, Mulia dan Perkasa dan seterusnya yang hanya bisa diwujudkan dengan sempurna dalam Rumah Tangga. Untuk satu alasan ini saja "menunjukkan segambar dengan Allah" lah manusia itu tidak baik bila sendiri saja.
Kalau demikian halnya, tidak adanya keturunan bukan suatu alasan untuk tidak tetap bersatu dalam rumahtangga yang telah dibentuk Tuhan. Memang Anak adalah karunia Tuhan untuk kebahagiaan rumahtangga dan kesempurnaan kehidupan di dunia, namun perlu diingat oleh setiap kita, anak bukan tujuan utama dari berumahtangga. Kita berumahtangga untuk Kesempurnaan Rupa atau Gambaran Allah dan anak adalah Karunia untuk kebahagiaan dan kesempurnaan hidup di dunia.
Dengan pemahaman Rumahtangga dibentuk oleh Tuhan Allah adalah untuk Kesempurnaan mewujudkan Gambaran Allah... tidak ada alasan apapun untuk merusaknya dengan perpecahan dalam rumahtanga.
Hancurnya rumahtangga bentukan Tuhan (Keluarga Kristen) adalah tindakan mencoreng Gambar dan Rupa Allah pada manusia yang dapat dipastikan merupakan pekerjaan iblis untuk merusak rencana Tuhan atas hidup manusia.
No comments:
Post a Comment